BN ONLINE.MAKASSAR,-Pengabdian "Polisi gila' Bripka Sahabuddin (41) akhirnya diganjar dengan keluarnya Keputusan Kapolda Sulsel Nomor Kep/842/X/2017, yang memberikan penghargaan kepadanya, dan diserahkan langsung oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Muktiono dalam upacara sederhana di lapangan apel Mapolda Sulsel, Senin (16/10/2017)
Pemberian Penghagaan yang membuat Bripka Sahabuddin dapat mengikuti pendifdikan Perwira Polri SIP, ini disaksikan oleh Wakapolda Sulsel, Irwasda, dan seluruh PJU Polda Sulsel serta personel Mapolda Sulsel.
Dalam sambutannya Kapolda Sulsel sangat mengapresisi kinerja Bripka Sahabudin yang mampu bertugas melampau tugas yang diembangnya, menurut Kapolda, hal tersebut terwujud bila didasari keikhlasan.
" Kerja yang ikhlas saja, pasti akan berhasil, saya ingatkan juga anggota, kerja yang fokus dan sungguh-sungguh, tidak usah berpikir pekerjaan lain, tekuni saja menjadi Polisi , ini pekerjaan mulia, mudah-mudahan apa yang dilakukan bripka Sahabuddin ini jadi inspirasi bagi polisi lain,"jelas Kapolda.
Sementara itu, Kapllres Barru AKBP Burhaman saat ditemui Tribratanews, mengaku sangat bangga dengan kinerja anggotanya."mudah-mudahan muncul Sahabuddin-Sahabuddin lain di Polres Barru,."harap Kapolres Baru.
"Senang sekali mendapat penghargaan ini, tapi ini, akan membuat saya semakin berbuat yang terbaik untuk masyarakat, bukan saja mengurus orabg gila, tapi kegiatan positif lainnya, saya juga berharap apa yang saya lakukan ini dapat juga dilaksananakan Bhabinkamtibmas lain,"tutur Bripka Sahabuddin.
Brigpol Sahabuddin (40), Kanit Binmas di Polsek Tanete Riaja, Sulawesi Selatan ini tidak hanya bertugas menjaga masyarakat dari para penjahat. Namun juga menangkapi warga gila.
Pernah suati ketika, Sahabuddin sukses menjinakkan warga penderita gangguan kejiwaan bernama Ambo (50) yang sehari-hari menenteng dua bilah parang dan tombak. Ambo akhirnya dimasukkan ke RSJ Dadi di Makassar. Usai peristiwa ini, sejumlah kepala dusun berbondong-bondong antre melapor dan minta tolong ke Sahabuddin untuk menangkapi warga yang idap gangguan jiwa.
Mantan anggota Brimob ini mengatakan, rata-rata orang-orang itu alami gangguan kejiwaan karena tekanan ekonomi juga karena kasus dalam keluarganya. Menurutnya, mereka itu manusia yang tetap butuh pertolongan orang sekitarnya dan masih bisa sembuh.
Sahabuddin mengaku, tersentuh dan terdorong mengurus orang-orang gila karena banyak warga resah dengan sejumlah orang gila yang sering berbuat negatif. Sampai ada yang ingin membacok warga.
“Semua ini saya lakukan untuk menjalankan program dari Kapolda, bahwa polisi harus turun tangan dalam membantu masyarakat, itu saja. Soal predikat dan sanjungan itu urusan lain,” kata Sahabuddin.
SUMBER | HMS POLDA SUL-SEL
EDITOR | BN ONLINE SUL-SEL | AA