BN Online, Makassar----Pemilihan Wali Kota Makassar akan berlangsung pada 27 Juni 2018 mendatang, dua pasangan calon yang akan berkontestasi yaitu Moh. Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) dan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) akan berlangsung secara sengit.
Duet Appi-Cicu diusung sejumlah partai politik sedangkan DIAmi menempuh jalur independen dan didukung oleh Demokrat.
Muhammad Dzulfikar salah satu Mahasiswa di Universitas Hasanuddin (Unhas) Jurusan Ilmu Politik semester akhir ini, punya pandangan tersendiri terkait Pilwakot Makassar. Dia mengatakan petahana Danny Pomanto masih dianggap punya kans politik lebih besar dibanding penantangnya Appi.
Meski demikian Danny Pomanto tak harus jumawan dengan segala prestasi dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap kepemimpinannya selama ini, lantaran penantangnya Appi yang didukung partai politik akan bekerja maksimal berebut pengaruh hati masyarakat.
"Saya kira Pak Danny dan Appi punya basis dan kekuatan politik masing-masing, akan tetapi Danny Pomanto adalah petahana dengan prestasi yang cukup banyak, saya kira tak sulit bagi dia untuk menang. Akan tetapi Danny tak boleh jumawan karena Appi didukung oleh mesin politik, serta Appi harus bekerja ekstra untuk menyatukan seluruh parpol yg mendukungnya agar memberikan pengaruh signifikan terhadap kekuatan politiknya." kata Zulfikar melalui pesan singkat, Minggu (21/1/2018).
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Se Indonesia (Himapol) periode 2015-2016 ini membeberkan, Danny Pomanto harus bekerja lebih maksimal lagi jika ingin melanjutkan kepemimpinannya, pasalnya dari pihak penantang tak akan tinggal diam, bekerja secara masif dibantu oleh struktur partai yang sudah mengakar hingga tingkat RT/RW.
Duet Appi-Cicu, gabungan dari pengusaha dan politisi ini tak boleh dianggap remeh, kerja-kerja politik parpol sudah teruji di disetiap kontestasi pilkada.
"Pendukung duet Appi-Cicu juga cukup besar, mereka pasti akan bekerja all out melawan petahana," imbuhnya.
Namun dua paslon itu menurut dia, harus mampu membuat program visioner yang dapat membuat masyarakat Makassar simpatik, karena masyarakat Makassar cenderung rasional menentukan sikap politiknya dan melihat berdasarkan kualitas programnya.
"Secara politik masyarakat Makassar sudah cerdas dan masuk kategori pemilih rasional, jika ingin merebut hati mereka harus bertarung program kerja bukan sekadar janji kampanye," tutupnya.(*).
Editor : BN | Sulsel | Dny