BN.Online Bantaeng,-- Ketua Umum LSM Aspirasi mempertanyakan adanya kejanggalan pekerjaan jalan poros empat Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai dengan anggaran APBN dengan senilai 23 milyar dan baru seumur jagung sudah banyak yang rusak dan ditambal sulam.
"Pembangunan platdwekker atau jembatan dan harusnya diperlebar seperti jembatan di Togo togo,ada apa di Cabodo kelurahan Bonto Sunggu Kabupaten Bantaeng tidak di perlebar seperti halnya di Togo togo kabupaten Jeneponto, padahal daerah Cabodo pada posisi kota padat kendaraan dan rawan kecelakaan lalu lintas",Ucap Daeng Naba panggilan akrabnya.
Dan anehnya lagi menurut daeng Naba, "kenapa pengaman jembatan platdwekker tidak menggunakan tulang besi atau penguat tetapi hanya di pasang batu gunung saja",Tambahnya,Rabu 31 Oktober 2018.
Kemudian pengakuan dari Sony, awalnya sebagai pengawas pekerja, tetapi justru mengaku sebagai kontraktor pelaksana PT..PURNAMA KARYA sebagai sub kontraktor dari PT.WIRA BUANA RAYA dan Ahmad selaku konsultan pengawas PT Wira buana raya ketika di konfirmasi kebingungan memberikan jawaban dan mengatakan silahkan ketemu dengan balai Pompengan dibaddoka saat di konfirmasi oleh Nasrun Naba Ketua Umum LSM ASPIRASI semalam pada pukul 19.00 wita tanggal 30 Oktober 2018.
"Dari hasil pekerjaan ini kami menduga adanya kejanggalan tidak sesuai bestek dan melanggar upah buruh pekerja berdasarkan ketentuan UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan".Tegasnya.
"Dan kami meminta kepada pihak PPTK balai Pompengan Baddoka agar turun menyikapi serta menindaklanjutinya di kabupaten bantaeng sesuai ketentuan UU No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik".Tutupnya.
Editor | BN.Online Sul Sel | Edhy