Selasa, 22 Januari 2019

Babinsa Mengajar Anak Putus Sekolah di Pegunungan Polewali Mandar

Tags


BN Online, Polman----Puluhan anak pedalaman di Dusun Bombang Desa Patambanua, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar putus sekolah karena tidak ada tenaga pengajar di dusun yang terletak di pegunungan Polewali Mandar.

Melihat kondisi tersebut anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa Koramil 1402-02/Wonomulyo jajaran Kodim 1402/Polmas Koptu Kaharuddin menyempatkan mengajar anak-anak setiap ke wilayah binaan.

Sekitar 40 orang anak dari 50 kepala keluarga di Dusun ini buta hurup tidak tau baca tulis karena sejak 5 tahun terakhir tidak ada aktifitas belajar mengajar di sekolah, Ungkap Babinsa. Selasa (22/1/19)

Di Dusun ini ada dua ruangan kelas beralaskan tanah tanpa meja dan kursi dan sejak 5 tahun lalu tidak ada gurunya sehingga anak anak di dusun ini tidak sekolah.

“Anak-anak di dusun ini tidak ada yang sekolah, kegiatan mereka yang sudah berumur 12 tahun keatas sudah ikut kerja diladang bersama orang tua mereka,” Terang Babinsa.

Setiap ke wilayah ini biasanya saya hanya mendapati anak-anak yang masih kecil, karena yang besar sudah berangkat bersama orang tuanya bekerja di kebun.

Karena lokasinya cukup jauh dan jalan kurang bagus jadi saya biasanya menempuh perjalanan 3 sampai 4 jam perjalanan baru bisa tiba di dusun ini menggunakan sepeda motor.


Selain itu dikatakan Babinsa Bahwa Dandim 1402/Polmas Letkol Arh Dedi Setia Arianto selalu menyampaikan bahwa Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Namun, pengabdian TNI bukan hanya dalam bentuk operasi militer saja, tetapi sebagai aparat teritorial harus mampu menjadi guru, mengajar kepada masyarakat terutama di pelosok.

“Tujuan kami yaitu supaya anak - anak di Dusun Bombang  ini bisa mendapatkan pendidikan layaknya anak-anak sekolah ditempat lain. Walaupun fasilitas dan tenaga pengajar tidak ada,” Pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dusun Bombang Masril mengatakan bahwa sekitar 40 orang anak –anak di Desa ini tidak tau baca tulis karena tidak ada yang sekolah.

“Dulu pernah ada guru yang datang mengajar terkadang 2 kali sebulan dan sejak 5 tahun terakhir gurunya sudah tidak pernah datang,” ungkapnya.

Sekarang hanya bapak Pembina desa yang mengajar anak-anak yang blum berangkat ke ladang, karena anak-anak yang lain masih pagi-pagi sudah berangkat ke ladang dan kembali sore hari.

“Warga juga juga tidak ada yang punya kemampuan untuk mengajar karena rata-rata warga tidak sekolah bahkan tidak tau baca tulis tidak bisa berbahasa indonesia,” Pungkasnya.(Yuni)






Editor : | BN Online | Dny


News Of This Week