 |
BN.Online Bantaeng,__Banntuan Rumah Sehat ( BRS ) Kabupaten Bantaeng oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman,mendapat perhatian khusus dari lembaga pengembangan pendidikan dan penjaminan mutu ( LP3M ).
Informasi yang diperoleh dari masyarakat ,rata rata warga yang masuk kategori penerima bantuan tersebut malah menyesali setelah rumah yang dimaksud telah diwujudkan.
Penyesalan itu muncul ketika baru dilakukan proses rehabilitasi rumah tersebut yang dinilai malah menyusahkan, karena harus menanggung biaya kerja tukang dan akomodasi lainnya.
Berdasarkan koordinasi dari awak media tentang keluhan masyarakat,maka dilakukan penelusuran tentang kebenarannya dikampung Pasorongi Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng,Selasa 19 Februari 2019.
Menurut warga yang berinisial F yang beralamat di pasorongi mengatakan bahwa, "menyesalka kurasa pak karena saya malah mengeluarkan uang untuk biaya tukang termasuk makan,rokok,dan lain lainnya."ucap warga masyarakat pasorongi.
" Dan parahnya lagi pak,rumah ini baru direhab empat bulan yang lalu,mulai dari balok,tiang dan papan sudah banyak yang lapuk serta mengeluarkan seperti abu tiap hari kasihan saya membersihkan".tambahnya.
Lanjutnya,"saya sebenarnya waktu saya lihat RAB nya yang bernilai hampir 15 juta rupiah,sudah raguma bongkar rumahku pasti ini saya menambah dan betul saya malah mengeluarkan uang enam juta rupiah dan terpaksa saya mengutang pak".
Salah satu Anggota LP3M Bantaeng,Ismail Opet juga meragukan rincian RAB tersebut yang dinilainya di sunat.
Menurut Ismail Opet,"RAB ini saya perhatikan banyak perbedaan antara laporan pengadaan barang dengan kondisi ini dilapangan",Ucap Ismail Opet.
"Apalagi kalau dilihat dari kondisi bahan yang sangat tidak layak kalau dipakai dalam bangunan rumah", Tambahnya.
" Nanti saya akan mencari tahu jenis kayu dan harganya,ini jelas sekali cari keuntungan banyak, lebih lebih proyek ini ratusan rumah,ini sangat merugikan masyarakat".Pungkasnya.
Editor |BN. Online Sul Sel |Edhy
