BN Online, Makassar----Hari ini, Selasa (09/04/19), Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan jumpa pers di kantor MUI pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Dalam jumpa pers tersebut, MUI memberikan tausiah untuk para komponen masyarakat yang terlibat jelang pemilu 2019 mendatang. MUI menganggap ini sangat perlu, melihat hasil pemilu nanti akan menentukan arah pembangunan Indonesia 5 tahun ke depan.
MUI juga berharap, agar para pemilih menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani dan memilih yang memiliki kemampuan nalar untuk menentukan kebijakan.
“Mendorong umat Islam Indonesia menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran dengan tanggung jawab untuk memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani, dengan memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (shiddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), punya kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam,” kata Waketum MUI, Zainut Tauhid.
“Terkait penyelenggaraan negara, khususnya pemerintah harus memenuhi syarat, antara lain memiliki kemampuan nalar atau kecerdasan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut rakyat dan kemaslahatan mereka,” imbuhnya.
Untuk penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu dan DKPP, MUI meminta untuk bersikap independen dan profesional.
“Mengingatkan kepada peserta pemilu, yaitu parpol, caleg dan pasangan capres-cawapres serta seluruh tim pendukungnya untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan pemilu dan pelanggaran hukum lainnya, termasuk tidak menggunakan politik uang dan kampanye hitam,” papar Zainut.
“Mendorong peserta pemilu untuk menggunakan mekanisme hukum yang telah tersedia untuk menyelesaikan sengketa pemilu untuk mencari keadilan,” imbuhnya.
Dan untuk Aparat Sipil Negara (ASN), MUI berharap TNI dan Polri bisa menjaga serta mengawal jalannya pemilu agar berjalan lancar, tertib dan aman.
“Pimpinan dan aparat TNI dan Polri sebagai alat negara dan ASN sebagai abdi negara hendaknya dapat bersikap netral, tidak memihak kepada kepentingan politik tertentu,” ujar Zainut.(*)
Editor : | BN Online | Dny