Sabtu, 13 Juli 2019

Di The 2nd Symposium International’, Danny Pomanto Paparkan 2 Hal Penting Dalam Pengendalian Konsumsi Rokok di Unhas

Tags


BN Online, Makassar--Ana’ Lorongna Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto menjadi keynote speaker dalam The 2nd Symposium International on Tobacco Control and non-comunicable Disease Prevention 2019 di Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu (13/7/2029) Danny Pomanto tampil membawakan materi Komitmen Pemerintah Daerah Terhadap Implementasi Kawasan Tanpa Rokok.

Dalam kesempatan itu, dia berbagi pengalaman dalam mengupayakan pengendalian konsumsi rokok sewaktu menjabat Walikota Makassar periode 2014-2019 yakni terkait upaya pencegahan serta pengobatan. Kepada peserta forum skala internasional ini, Danny Pomanto menyebut penanganan persoalan di Makassar didasari pada riset.

Diketahui latar belakang Danny Pomanto dulunya merupakan seorang dosen yang mengabdi di Unhas selama 21 tahun. “Subtansi pemimpin ialah tanggung jawab, ada kata jawab di situ. Apa yang mau dijawab? Mana pertanyaannya? Makanya kita sering hearing, dengar keluhan masyarakat, kita riset. Ternyata persoalan akses layanan kesehatan yang paling diperlukan masyarakat,” kata Danny Pomanto.

Oleh karenanya, dia mendesain program layanan Telemedicine Home Care atau yang lebih populer dengan sebutan Dottorotta. Yakni program layanan kesehatan yang langsung mengunjungi rumah pasien usai dihubungi melalui Call Center 112.

Dengan durasi belasan menit, Dottorotta yang tersedia di seluruh Puskesmas yang ada di Makassar datang ke rumah penelpon. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan. Peralatan canggih seperti EKG, spirometri dan USG tersedia di mobil Dottorotta. “Dengan kemampuan Smartcity kita yang menerapkan IoT atau internet of things, kalau ada keluhan khusus yang membutuhkan diagnosa dokter spesialis kita segera kita teruskan, bisa masuk langsung ke medical record pasien. Inovasi layanan kesehatan ini menerima penghargaan di tingkat Asia,” ujar Danny Pomanto.

“Ini untuk layanan kesehatan atau pengobatan, lain lagi untuk pencegahan. Apalagi persoalan yang erat kaitannya dengan rokok,” sambungnya.

Lebih lanjut, Danny Pomanto menjelaskan, agar seseorang dapat sehat maka tidak boleh sakit. Pencegahan penyakit kata Danny dipengaruhi ruang dan lingkungan. Oleh karenanya didesainlah program yang telah diterapkan di berbagai lorong di Kota Makassar, Lorong Sehat. Menurut Danny Pomanto, merokok merupakan sebuah budaya sehingga untuk menangkisnya dengan budaya pula.

Di Longset, kata Danny Pomanto, perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan tidak merokok. “Merokok ini sistemik, sudah budaya, berangkat dari tradisi dan kebiasaan yang dibentuk dari perilaku sehari-hari. Maka dari itu kita melawannya dengan sistem, dengan menciptakan ruang di mana perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan. Kita punya Lorong Sehat atau Longset, sudah banyak Longset kita.

Di dalamnya ada namanya Lontar atau lorong tanpa asap rokok,” ucapnya. Selain itu, untuk penguatan dari segi hukum Pemkot Makassar juga telah memiliki Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok, yakni Perda Nomor 4 Tahun 2013. Dia mengaku, melawan budaya yang mengakar sangat sulit seperti merokok di ruang publik sangat sulit. Hal ini dapat dilihat dengan penerapannya yang belum betul-betul diindahkan masyarakat.

Meski begitu, Danny Pomanto menyatakan optimismenya terkait persoalan yang menyangkut kesehatan ini. “Saya cuma bisa bilang satu kata: tungguma’,” tegas Danny. (**)




Editor : | BN Online | Dny


News Of This Week