Rabu, 27 Mei 2020

Kelangkaan BBM Jenis Premium Membuat Masyarakat Konawe Menjerit

Tags


KENDARI, BN-Ditengah mewabahnya Virus Corona Covid - 19 masyarakat di Kabupaten Konawe mengeluhkan kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis Premium. (27/05/2020)

Dengan adanya kelangkaan BBM jenis Premium sangat dirasakan masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah ditengah mewabahnya Covid - 19 melanda karena kemampuan daya  beli masyarakat sangat terbatas.


Salah seorang sopir mobil merek Avansa berasal dari Konawe enggan disebut namanya,  mengeluhkan kelangkaan BBM jenis Premium karena kata Dia hampir semua SPBU di Konawe sangat langka.

Dengan adanya informasi tersebut kami dari ikatan media Online mencoba turun lapangan untuk memamastikan kebenaranya namun ternyata memang benar ada beberapa SPBU Suplai BBM Jenis Premium, memang langka dalam seminggu ada yang disuplai kadang 1 kali 8 kilo liter kadang 2 kali dan itu tidak menentu.

Seperti halnya salah satu pengawas SPBU yang terletak di Wawotobi enggan menyebut namanya saat diwawancarai sejumlah media menjelaskan, bahwa  selama ini sublay BBM jenis Premium kadang 2 kali dalam seminggu.

Lain halnya dengan SPBU di Pondidaha saat dikonfirmasi operatornya mengatakan, kalau kami disini penyaluranya tidak menentu kadang satu kali kadang dua kali kadang juga tiga kali, Selasa 26/5/2020

Berbeda dengan keterangan  Yakop selaku pengawas SPBU  di Unaha Kabupaten Konawe menjelaskan bahwa di SPBU tersebut penyaluranya 3 kali dalam seminggu namun dalam minggu belakangan ini sudah tidak disalurkan lagi  alasanya mau dihilangkan kemudian dialihkan ke Pertalite dan ke Pertamax.

Yakup menambahkan babwa Pak Agung Wijaya Wicaksono selaku SBM Rayon VI Sul selra pernah datang di SPBU tersebut menyampaikan  bahwa bulan depan ini untuk BBM jenis Premium akan ditiadakan semua SPBU di Kabupaten Konawe  semua akan dialihkan ke Pertalite dan Pertamax

Agung Wicaksono saat dihubungi melalui sambungan via telepon membantah atas keterangan dari beberapa pengawas SPBU yang ada di Kabupaten Konawe, bahwa dirinya tidak perna mengurangi kuota atau jatah Suplay BBM jenis Premium itu tidak benar.

"Selain itu Agung menambahkan bahwa adanya pengurangan jatah Premium karena  ada beberapa Pengusaha SPBU tidak mau menjual BBM jenis Premium karena menjual BBM Premium itu repot, banyak disalah gunakan, selalu terjadi antrian panjang dan banyaknya mobil pengantri yang menggunakan tangki modifikasi yang kemudian diperjual belikan kepada masyarakat", ujarnya.

Selanjutnya Agung yang baru menjabat kurang lebih 2 bulan sebagai SBM rayon VI Sultra, mengatakan bahwa Pemilik SPBU sudah mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar utuk tidak menjual BBM jenis Premium. "Karena menjual BBM jenis Premium itu repot jadi masyarakat sudah paham", jelas Agung.

Hatim Ilwan  selaku Unit Manager Comunication dan CSR PT Pertamina MOR VII ,saat dihubungi melalui sambungan selulernya menjelaskan bahwa kuota BBM baik BBM subsidi maupun non subsidi sudah ditepatkan Pemerintah melalui kemetrian SDM.

"Pertamina sebagai regulator tugasnya hanya menyalurkan, dan mengawasi, karena setiap masing masing SPBU sudah ditentukan kuotanya baik itu jenis BBM Premium maupun jenis solar", jelasnya.

Hatim menambahkan bahwa kuota BBM untuk setiap SPBU sudah ditetapkan oleh Pemerintah setempat. "Bisa dikurangi atau dibatasi mana kala jata SPBU tersebut sudah menipis jangan sampai tidak mencukupi kebutuhan sampai akhir tahun, bahkan bisa dicek di Pertamina jumlah yang sudah disalurkan sesuai kuotanya atau tidak itu akan ketahuan" tutupnya.


(Cz Zhaldy/*)


News Of This Week