Kamis, 11 Juni 2020

Pemantauan Desa Dikuatkan Saat Posko Perbatasan Ditutup

Tags


BN Online, Barru--Sudah berjalan tiga bulan sejak pertama dibuka, Posko Pemantauan Covid-19 di perbatasan Barru-Pangkep menjadi pertahanan terdepan dalam mengedukasi, mengadministrasikan, dan menjaga keamanan Barru dari Pandemic Covid-19.

Selama itu pula, tidak kurang dari 12 personil gabungan Pemerintah Daerah bersinergi dengan TNI-Polri dalam mengidentifikasikan pelintas siang malam termasuk hari libur di posko yang akrab disebut Posko Butung ini.

Yang menarik bukan hanya keterlibatan para relawan atau wartawan/Aktifis LSM yang turut andil mengamankan daerah, namun keberadaan bidan, perawat, atau tenaga para medis lainnya yang dilibatkan sebab lebih banyak dari mereka adalah Perempuan.

Shift jaga yang di atur rotasi tiap dua belas jam di pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam dilanjutkan oleh tim berikut sampai pagi lagi, membutuhkan kesepenuhan hati untuk dijalani.

Dedikasi tinggi dan keinginan untuk terus bermanfaat menjadi motivasi para tenaga kesehatan ini meski harus melewati malam hingga subuh keesokan harinya.

"Ini perintah pimpinan, yang tugaskan dari Bapak Bupati, Pak Kadis dan Kapus, semua kami terima sebagai amanah" tegas Nurbaeti yang diangguki teman-teman seposkonya, Kamis (11/6/2020).

Mereka yang terus didampingi oleh aparatur keamanan Pol PP dan Damkar, Dishub, Babinsa, Babinkantibmas, maupun Pejabat OPD sebagai kordinator posko merasa sangat nyaman dan aman dalam menjalankan tugasnya.

Tidak jarang petugas Posko ini meminta pendatang yang masuk Barru untuk putar balik ke daerah asal sebab alasan Protokol Kesehatan atau alasan tujuan yang tidak dapat diterima.

"Semua yang datang akan dilayani setelah gunakan masker, bahkan beberapa diminta kembali pulang kalau tidak bawa masker begitu juga kalau tujuannya hanya untuk rekreasi di Barru" tambah Tenaga Medis dari Puskesmas Pekkae ini.

Yang singgah di posko ini ribuan orang pelintas tiap harinya, sebagian diantaranya dicatatkan bila bertujuan ke wilayah Barru, demi pemetaan dalam rangka antisipasi tracking Covid-19.

Rerata 200-an orang lebih data orang masuk dicatatkan nama, asal daerah, alamat tujuan, suhu badan, dan nomor telepon nya untuk dilaporkan secara faktual ke gugus tugas Covid-19 Kabupaten Barru setiap hari.

Setelah Posko Pemantauan Perbatasan Barru-Soppeng dan Barru-Parepare ditutup sejak kemarin, praktis Posko Pemantauan Perbatasan Barru-Pangkep ini menjadi yang terakhir dalam upaya terus mengedukasi masyarakat.

Ke depan, kebijakan pemerintah daerah untuk melonggarkan Posko Pemantauan Perbatasan akan dievaluasi, bersamaan dengan permintaan untuk setiap Desa/Kelurahan mengaktifkan Relawan dan Sumberdaya di wilayahnya untuk tetap secara faktual melaporkan pemantauan dan pengawasan terhadap pendatang/pelintas melalui pendataan yang sama seperti Posko Pemantauan di Perbatasan.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Barru Dr. Abustan, di Media Center Covid-19 Kabupaten Barru kemarin,

"Mengenai perbatasan, Hampir semua Kabupaten tidak lagi melakukan penjagaan perbatasan, sehingga kita telah menutup Posko Pemantauan Perbatasan Barru-Soppeng, dan Bojo juga kita tutup sedangkan Posko Butung akan kita Evaluasi nanti" ujarnya.

"Kita akan turunkan pemantauan ke tingkat Desa dan akan memanggil seluruh Kepala Desa untuk (Rapat Kordinasi) itu, di Desa kita berharap Pemerintah Desa bersama jajarannya termasuk relawan dapat bersinergi dengan Babinsa Babinkantibmas untuk melaporkan ke tingkat kecamatan datanya secara aktual, Desa dikuatkan saat perbatasan ditutup" tambahnya dihadapan NGO dan Insan Pers yang tergabung dalam Humas Gugus Tugas Covid-19.

"Kita sedang menuju New Normal, kami di Pemda sedang menyusun SOP untuk semua layanan menggunakan standar Protokol Kesehatan Covid-19 menyambut New Normal ini, hal ini butuh kerja keras kita semua bagaimana mengedukasi masyarakat" harap Alumnus Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah Universitas Hasanuddin ini.(Hms/Qdri)


Editor : | BN Online | Dny


News Of This Week