BN Oline, Makassar --Sebanyak 12 SekolMenengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta melakukan penandatangan Memorondum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan dunia industri, dunia usaha di kampus SMK Tri Tunggal 45 Makassar, Jl Kemuliaan Bumi Tamalanrea Permai Makassar, Kamis (8/10).
Penandatangan MoU ini disaksikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPsi, Psikolog dan Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dra Hj Andi Ernawati, MPd, juga hadir pengawas SMK, Dra. Fin Yeni Rachman, MPd, Ketua Yayasan Al-Kautsar Tri Tunggal 45, Drs Ismunadar, MPd dan sejumlah pimpinan dunia usaha, dunia industri.
Panitia pelaksana yang juga adalah Kepala SMK Tri Tunggal 45 Makassar, H Aharuddin, S.Kom.M.Sc mengatakan, hari ini kita akan melakukan perkawinan massal antara SMK dengan dunia usaha dan industri, yang selama ini asyik pacaran.
Aharuddin mengaku, hari ini sangat bahagia dan mengaturkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel yang berkenan datang memberikan sambutan dan menyaksikan penandatangan MoU ini. “Kami sangat bangga dan bahagia hari ini,” ucap Aharuddin.
Keduabelas SMK yang melakukan penandatangan MoU dengan Direktur Honda, Suzuki dan CV Metonix perusahaan IT antara lain, SMK Tri Tunggal 45 Makassar, SMK Kristen Tagari Toraja Utara, SMK Negeri 10 Luwu, SMK Negeri 7 Takalar, SMK Nasional Makassar, SMK Garudayya Makassar, SMKT Somba Opu, SMKN 2 Bulukumba, SMKN 5 Bone, SMKN 3 Toraja Utara, SMK Baramuli Pinrang, dan SMKN 2 Parepare.
Kadisdik Sulsel, Prof Jufri memberi apresiasi yang tinggi terhadap apa yang dilakukan SMK Tri Tunggal 45 ini. “Ini luar biasa, saya sangat senang dan bahagia,” kata Prof Jufri.
Kepada mitra industri, Prof Jufri mengaturkan banyak terima kasih atas partisipasi ikut serta dalam pengembangan pendidikan di Sulawesi Selatan khususnya bidang kejuruan.
Hari ini, kata mantan Dekan Fakultas Psikologi UNM ini, betul-betul menunjukkan komitmennya yang besar, bahwa industri dan SMK, dua lembaga yang saling menguntungkan.
Dengan adanya kemitraan ini, pihak industri dalam merekrut karyawan tidak perlu melakukan training yang bisa menelan biaya besar, cukup anak SMK yang sudah mangang ditempatnya, langsung bisa bekerja.(*)