Menaruh harapan dan mimpi masa depan bangsa pada sosok H. Anies Rasyid Baswedan, Ph. D.
BN Online : Mengulas, membahas dan menggaungkan nama Anies Rasyid Baswedan di kancah politik nasional dewasa ini telah menjadi trend dan pembicaraan yang sangat hangat dan tak ada habisnya bagi para pendukungnya.
Banyak cara dan upaya yang telah, sedang dan akan digalang secara sukarela, sukacita dan swadaya oleh masyarakat luas secara spontanitas, kompak, masif, solid dan bahkan terstruktur untuk menyuarakan hal yang sama dalam mendukung dan menggolkan Sang Idola sebagai Presiden RI periode 2024.
Yel-yel, jargon-jargon dan slogan-slogan dukungan terhadap Anies Baswedan mulai bermunculan dan terus bergulir menghangatkan hadirnya harapan, fenomena dan suasana baru kebangsaan yang berbeda dari biasanya.
Perorangan, para tokoh politik, kelompok, organisasi sosial kemasyarakatan, khalayak luas bahkan sejumlah partai politik telah mulai melirik, menggeliat dan nenampakkan eforia dukungannya kepada Sang Maestro.
Peta dan arah dukungan sudah mulai digalang, genderang perang perhelatan ajang Pilpres 2024 sudah mulai ditabuh. Semua barisan telah berada dalam satu nafas perjuangan, telah berada dalam satu orkestra dalam satu dirigen. Mereka telah memunculkan niat, menyatukan tekad, merapatkan barisan, menumbuhkan semangat, menggelorakan perjuangan dan menggolkan tekad kemenangan untuk Sang Maestro.
*Sejumlah Partai Politik telah mulai melirik, bersimpati, tertarik, mendekat, mendukung bahkan membujuk Sang Idola untuk bergandengan tangan. Diawali dengan Partai Nasdem, kemudian secara implisit Partai lain mungkin saja akan memberikan dukungan pula. Hanya tinggal menunggu waktu saja*.
Namun di tengah hingar bingarnya dukungan tersebut, sudah pasti selalu saja ada pihak-pihak yang merasa gerah, tidak suka, terancam, sehingga berusaha sebisa mungkin untuk mencegah, menghalangi dan menjegalnya dengan berbagai cara seperti menista, mencela, menghujat bahkan memfitnah.
Mereka khawatir jika Sang Maestro menang, keberadaan/eksistensi dan kepentingan mereka akan terancam dan punah, sehingga mereka memberikan perlawanan sejak dini dengan berbagai manufer yang terkadang "lucu/kocak" dan tak masuk akal.
Mereka berusaha untuk membungkam dengan berbagai cara, termasuk dengan cara yang "remeh temeh"sekalipun, sesuatu hal yang menurut penilaian kita justru sangat teknis, absurd dan ironis.
Mereka tidak sadar bahwa jika Sang Maestro dihujat justru ia semakin terangkat, jika Sang Idola difitnah justru ia semakin diberi amanah. Intinya mereka tidak sadar bahwa jika air bah datang, mereka justru tidak bisa membendung.
Mengapa, demikian ? karena masyarakat sekarang sudah semakin sadar, semakin dewasa dan semakin cerdas, sehingga bisa membedakan mana fitnah mana bukan, mana fakta mana fiksi dan mana kawan mana lawan.
Mereka juga tidak sadar bahwa jika mereka semakin membuli, justru mereka semakin dijauhi, jika mereka semakin mencaci, justru mereka semakin dibenci.
Sehingga sudah saatnya kini kita sebagai anak bangsa yang peduli mulai berbenah diri untuk menggadang Sang Idola *untuk menyatukan yang terpisah*, *menjemput yang tertinggal*, *menggandeng yang terabaikan*, dan *mengobati yang terhianati* dengan mengusung Sang sosok Idola Pujaan hati, *Bapak Anies Rasyid Baswedan*, seorang Pemimpin *sejati yang visioner, agamis, akademisi handal yang jujur, cerdas, santun, adil dan bijak*.
Mari kita sambut kemenangan yang sudah di depan mata, semoga Allaah SWT senantiasa meridoi, memberkahi, dan merahmati perjuangan kita, aamiin ya Robbal Aalamiin
Bogor, 2 Januari 2022
Patner diskusi :
: H. Rifat Saugi & Bpk Wisnu Permadi, Ketum SIAP (Simpul Anies Presiden)
Red/Asep Chandra Hidayat