Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Dorong Pembentukan Komunitas Keturunan Reje Linge.
Pusat Kajian Kebudayaan Gayo melakukan kunjungan ke situs-situs bersejarah di Dataran Tinggi Gayo. "Dua hari yang lalu, berziarah ke makam Meurah Mege. Meurah Mege, merupakan anak Meurah Malik Ishaq (cucu Sultan VII Peurlak), pembawa Islam ke Gayo dan pendiri Kerajaan Islam Isaq, sekitar tahun 960-an/abad X. Dari Isaq, kemudian kami ke Linge," kata Yusradi Usman al-Gayoni, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Sabtu (29/4/2023).
Sebelumnya, ungkap Yusradi, ke Masjid Besar Quba Bebesen. "Berziarah ke Makam Habib Ahmad, anak Habib Muhammad, cucu Habib Syarif, ulama asal Mekkah yang datang ke Aceh, Pidie, Ulim, Ketol, kemudian ke Bebesen, dan ikut merintis pembangunan Masjid Bebesen saat itu, akhir tahun 1700/awal tahun 1800. Selepas salat idul fitri, sempat berdiskusi dengan Panitia Pembangunan Masjid Besar Quba Bebesen," sebutnya.
Dilanjutkan Yusradi, di Linge, Pusat Kajian Kebudayaan Gayo yang didampingi salah satu pengurus Majelis Adat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Kamarudin, bertemu dengan keluarga keturunan Reje Linge, anak Reje Kul Linge alm Asa, Maimunah dan Juhursyah dan cicit alm. Reje Linge Banta Cut lainnya. Termasuk, ke Buntul Linge, melihat rumah Adat Gayo yang lama dan rumah Adat Gayo yang baru," tuturnya.
Melihat panjangnya sejarah Linge, sebaran keturunan Reje Linge dan perantau Linge yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, menurut Yusradi, perlu dibentuk Komunitas Keturunan Reje Linge. "Dengan adanya wadah ini, keturunan Reje Linge dan diaspora (perantau) Linge bisa berhimpun dalam satu wadah, bisa saling kenal kembali, menjalin silaturahmi, berbagi informasi, dan memberikan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan Linge secara khusus dan Aceh Tengah serta Gayo secara umum," kata Yusradi.
Ke depan, karena menyangkut sejarah Gayo "Asal Linge Awal Serule," harap Yusradi, ada museum di Linge (in door dan out door). "Bagaimana Linge bisa jadi wisata sejarah. Berkenan dengan sejarah, adat, dan budaya, ke Linge. Akibatnya, Linge dan sekitarnya bisa tumbuh, perekonomian masyarakat juga hidup, pengangguran terkurangi, pendapatan masyarakat meningkat, dan pembangunan di Linge bisa berjalan dengan baik. Infrastruktur terkait juga terbangun: jalan, jembatan, termasuk ke makam di Buntul Linge, tambah fasilitas lainnya. Termasuk, sumber daya manusianya," tegas Yusradi yang Datu-nya (orang tua kakek) berpasak/belah Gading.
Dilanjut Yusradi,di Linge,Pusat Kajian Kebudayaan Gayo yang didampingi salah satu pengurus Majelis Adat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Kamarudin,bertemu dengan keluarga keturunan Reje Linge,Maimunah dan Juhursyah dan cicit alm.Reje Linge Banta Cut lainnya.Termasuk,ke Buntuk Linge,melihat rumah Adat Gayo yang lama dan rumah Adat Gayo yang baru"tuturnya.
Penulis : Aharuddin.
Editor : Riga IrawanToni