BN Online Makassar, Magelang – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melanjutkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan dengan mengikuti hari kedua Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Sabtu (22/2/2025). Kegiatan yang diikuti ratusan kepala daerah terpilih ini bertujuan menyelaraskan visi pembangunan nasional dan daerah pasca-pelantikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/2/2025).
Sarapan Pagi dan Apel Pembuka: Menyiapkan Mental Kepemimpinan :
Agenda hari kedua dimulai pukul 06.00 WIB dengan sarapan pagi bersama, dilanjutkan apel pembukaan yang dipimpin langsung oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri. Apel ini menjadi simbol disiplin dan kesiapan para kepala daerah dalam menyerap materi strategis selama retret. Wakil Menteri Dalam Negeri, dalam laporannya, menekankan pentingnya retret ini sebagai fondasi kolaborasi antara pusat dan daerah.
Pembukaan Resmi oleh Mendagri: Tekankan Pentingnya Sinergi :
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) secara resmi membuka sesi hari kedua dengan menegaskan bahwa orientasi kepemimpinan ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya membangun kesamaan persepsi dalam menghadapi tantangan geopolitik dan keamanan nasional. “Kepala daerah adalah ujung tombak keberhasilan program nasional. Sinergi adalah kunci,” ujarnya di hadapan peserta.
Ceramah Geopolitik oleh Gubernur Lemhannas: Indonesia di Tengah Dinamika Global :
Sesi pertama hari ini diisi ceramah geopolitik oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang mengulas posisi strategis Indonesia di kancah global. Materi ini menyoroti ancaman dan peluang dari dinamika ekonomi, keamanan, serta perubahan iklim. Peserta diajak memetakan langkah antisipatif untuk menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional.
Arahan Rencana Aksi dari Wamendagri: Dari Kebijakan ke Implementasi :
Wakil Menteri Dalam Negeri kemudian memberikan pengarahan terkait Rencana Aksi Daerah (RAD) yang wajib dijalankan para kepala daerah. RAD ini mencakup program prioritas seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, dan percepatan infrastruktur. “Setiap kebijakan harus berbasis data dan melibatkan partisipasi publik,” tegasnya.
Pembagian Kelas: Fokus pada Materi Spesifik :
Usai sesi pleno, peserta dibagi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan kompleksitas isu di daerah masing-masing. Munafri Arifuddin tergabung dalam Kelas A di Ruang MT Haryono, yang diisi 125 kepala daerah dari wilayah dengan tantangan urbanisasi tinggi, seperti DKI Jakarta, Bandung, Bekasi, hingga Makassar.
Daftar Peserta Kelas A: Kolaborasi Kepala Daerah Urban :
Kelas A diisi sejumlah nama besar, antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, Wali Kota Bandung M. Farhan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, serta Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf dan Bupati Majene A. Achmad Syukri. Keberagaman profil daerah ini diharapkan memicu pertukaran ide inovatif.
Materi Sejarah Perjalanan Bangsa oleh Prof. Achmad Syahid :
Sesi kelas pertama diisi Prof. Dr. Achmad Syahid, sejarawan ternama, yang memaparkan kilas balik perjuangan bangsa dari era kolonial hingga reformasi. “Sejarah mengajarkan bahwa pemimpin harus berpikir visioner, bukan sekadar reaktif,” ujarnya. Materi ini dirancang memperkuat rasa kebangsaan dan tanggung jawab moral para peserta.
Wawasan Nusantara oleh Laksda (Purn) Dr. E. Estu Prabowo :
Laksamana Muda TNI (Purn) Dr. E. Estu Prabowo, pakar pertahanan, menyampaikan materi Wawasan Nusantara. Ia menekankan bahwa kepemimpinan daerah harus berlandaskan prinsip persatuan dalam keberagaman. “Jangan sampai ego sektoral merusak harmoni bangsa,” tegasnya.
Ketahanan Nasional oleh Prof. Dr. Dadan Umar Daihani :
Prof. Dr. Dadan Umar Daihani, pakar ketahanan nasional, mengupas konsep pertahanan non-militer seperti ketahanan pangan, energi, dan budaya. “Perang modern tidak hanya menggunakan senjata, tetapi juga ekonomi dan informasi,” jelasnya.
Sistem Pertahanan Negara oleh Menhan RI :
Menteri Pertahanan RI turut hadir di kelas besar untuk memaparkan Sistem Pertahanan Semesta, yang melibatkan TNI, Polri, dan masyarakat. “Setiap daerah harus memiliki rencana kontinjensi menghadapi ancaman hybrid warfare,” pesannya.
Lingkungan Strategis oleh Mayjen (Purn) Dr. Kup Yanto Setiono :
Mayjen TNI (Purn) Dr. Kup Yanto Setiono menganalisis perkembangan lingkungan strategis global, mulai dari persaingan AS-China hingga konflik di Laut China Selatan. Ia mengingatkan para kepala daerah untuk mempertimbangkan faktor eksternal dalam menyusun kebijakan.
Kewaspadaan Nasional oleh Mayjen TNI Rido Hermawan :
Mayjen TNI Rido Hermawan, pakar intelijen, memaparkan indikator ancaman keamanan nasional, termasuk radikalisme dan cyber crime. “Kewaspadaan harus dibangun dari level desa hingga kota,” ujarnya.
Munafri Arifuddin: Sinergi Pusat-Daerah Kunci Keberhasilan :
Usai sesi, Munafri Arifuddin menyatakan bahwa retret ini membuka wawasannya tentang kompleksitas kepemimpinan di era digital. “Kebijakan kita harus adaptif, tidak hanya menyelesaikan masalah hari ini, tetapi juga antisipatif,” ujarnya.
Implementasi Program Nasional di Tingkat Daerah :
Munafri mencontohkan program Makassar sebagai kota pintar (smart city) yang memerlukan dukungan kebijakan pusat, terutama dalam hal pendanaan dan regulasi. “Kami ingin kolaborasi ini mempercepat terwujudnya Makassar Emas 2030,” tambahnya.
Respons Peserta Lain: Gubernur DKI dan Wali Kota Bandung :
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut materi geopolitik membantunya memahami posisi ibu kota dalam peta global. Sementara Wali Kota Bandung M. Farhan berencana mengadopsi sistem kewaspadaan nasional ke dalam program keamanan kota.
FGD: Simulasi Penyelesaian Konflik Lintas Daerah :
Sore hari, peserta mengikuti Focus Group Discussion (FGD) untuk mensimulasikan penyelesaian konflik sumber daya alam lintas daerah. Munafri terlibat aktif dalam diskusi tentang tata kelola air bersih, isu krusial bagi Makassar.
Kunjungan ke Museum Akmil: Refleksi Nilai Kepahlawanan :
Sebelum penutupan, para kepala daerah diajak mengunjungi Museum Akmil untuk mempelajari sejarah perjuangan TNI. “Ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan harus dilandasi pengorbanan dan keberanian,” kata Munafri.
Malam Kebudayaan: Mempererat Tali Silaturahmi :
Malam harinya, digelar acara budaya dengan menampilkan kesenian dari berbagai daerah. Munafri membawa tim kesenian Makassar yang memukau peserta dengan Tari Pakarena.
Komitmen Pasca-Retret: Action Plan konkret :
Munafri menyatakan akan segera menyusun action plan bersama jajarannya, mencakup peningkatan sistem keamanan siber, optimalisasi anggaran berbasis kinerja, dan inovasi pelayanan publik.
Penutupan: Mendagri Apresiasi Semangat Peserta :
Retret ditutup dengan apresiasi dari Mendagri atas antusiasme peserta. “Saya yakin kepemimpinan Anda akan membawa Indonesia lebih maju,” tutupnya.
Pulang ke Makassar: Membawa Perspektif Baru :
Munafri dan peserta lainnya akan kembali ke daerah masing-masing pada Minggu (23/2/2025) pagi. Ia berjanji membawa perspektif baru dari retret ini untuk mempercepat pembangunan Makassar yang inklusif dan berkelanjutan.
(*)