Kamis, 14 September 2017

Piala Adipura Asean Disambut Sujud Syukur

Tags



BN Online, Makassar----Piala Adipura Asean akhirnya tiba di kota berjuluk Anging Mammiri ini. Torehan prestasi yang dicatatkan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto disambut langsung oleh ribuan entitas masyarakat.Kamis, (14/9/17).


Sambutan ini berakhir dengan sujud syukur ribuan entitas masyarakat di Pelataran Anjungan Pantai Losari, kemarin. Dibawah kepemimpinan Danny Pomanto, Makassar meraih penghargaan Adipura Asean dari The Asean Environment Ministers, di Brunai Darussalam belum lama ini, untuk kali pertamanya.


Piala Adipura Asean ini pun sebelumnya diarak keliling kota sebelum tiba di Anjungan Pantai Losari. Dikawal oleh sejumlah entitas masyarakat dan pejabat lingkup Pemkot Makassar.


“Inilah bentuk kesyukuran atas kerja-kerja semua element masyarakat untuk kota ini. Kita sujud, kita bersyukur atas penghargaan untuk masyarakat dan kota ini,” kata Danny Pomanto.


Menurut pemimpin berlatar belakang konsultan tata ruang ini, Adipura Asean ini berkat kesuksesan dan peran-peran masyarakat dalam mengoptimalkan bank sampah dan juga penataan lorong.


“Ini semua tidak lepas dari peran masyarakat yang mmembantu peran pemerintah untuk menata lorong dan mengoptimalkan bank sampah,” ujarnya.


Olehnya itu, kesuksesan ini tak lepas dari ucapan terima kasihnya kepada seluruh jajaran pemerintahan, masyarakat, dan seluruh ketua RT/RW serta satuan tugas (satgas) kebersihan se-Kota Makassar.


Camat Rappocini, Hamri Haiya tak ingin kehilangan moment penting ini. Menyambut kedatangan piala Adipura Asean, sedikitnya 100 satgas kebersihan diturunkan.”Mereka standby di anjungan,” singkatnya.



Sementara Kasubag Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bagian Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Kota Makassar, Syafran AP menyebutkan, sesuai dengan agenda penyambutan, seluruh ketua RT/RW dilibatkan.


“10 kecamatan RT/RW standby di anjungan dan 5 kecamatan RT/RW sambut di bandara,” sambungnya.


Piala bergengsi ini disambut masyarakat dipinggiran jalan ibu kota. Para ketua RT/RW tampil dengan mengenakan seragam kerja berwarna merah, tumpah ruah di pelatarang Anjungan Pantai Losari.


Sekadar diketahui, selain Makassar, tiga kota lainnya di Indonesia yang juga menerima penghargaan ini diantaranya Tulung Agung, Bandung dan Malang.


Secara umum tercatat kurang lebih 10 negara yang menerima Adipura Aseandiwakili oleh kota/kabupaten masing-masing. Seperti, Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Pilipina, Myanmar, Thailand, Vietnam.


Sementara Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi), Saharuddin Ridwan mengatakan, sejarah baru ini “Adipura Asean” ini menempatkan Makassar sebagai Big City, kota besar. Masuk dalam kategori penilaian dengan klasifikasi kebersihan daratan dari sampah atau Clean Land.


Pada dasarnya penilaian clean landini tidak lepas dari pengamatan pemerintah pusat belakangan ini selaku pihak yang mengusulkan penerimaan penghargaan ini. Melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemampuan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dalam mengelolah sampah organik dan non organik mampu ternilai.


“Salah satunya bank sampah, karena dengan ini dari sisi kebijakan dianggap bersinergi dengan apa yang dilakukan masyarakat saat ini dalam pengelolaan sampah. Contoh dalam kebijakan itu dengan adanya perwali tentang pembentukan UPTD bank sampah,” jelas Saharuddin.



Apalagi Makassar secara beruntun telah meraih “Piala Adipura” penghargaan tertinggi di bidang kebersihan ini tiga tahun secara berturut-turut (hattrick).


Disamping itu, kebijakan atas pelimpahan kewenangan pengelolaan dan retribusi sampah juga dianggap langkah tepat untuk mendukung upaya peningkatan kebersihan lingkungan. Saat ini sudah mampu dikelolah masing-masing pemerintah kecamatan yang dulunya menjadi kewenangan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Makassar (saat ini menjadi Dinas Lingkungan Hidup Daerah).


Kemudian dikeluarkannya surat edaran kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi nasabah bank sampah dalam rangka pengurangan sampah dari sumbernya sebanyak 2,5 kilogram selama sebulan.


“Intinya disini bagaimana pengurangan sampah bisa jalan, bank sampah salah satunya metodenya,” jelas Saharuddin yang juga Ketua Yayasan Peduli Negeri (YPN).


Dengan demikian, pemerintah pusat menangkap jika kebijakan Pemkot Makassar sudah sejalan dengan UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan bank sampah melalui pemilahan sesuai dengan Permen LH 13/2012 .


“Itu sebetulnya, komitmen pemerintah. Banyak yang diusulkan kementrian LH  tapi yang diusulkan dari sisi kebijakan regulasi pemerintah itu sejalan dengan program dalam hal MTR dan Lisa dan bank sampah, itu terkait semua,” terang Saharuddin.


Lebih lanjut, hadirnya 800 unit bank sampah yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan hingga kelurahan, manfaatnya, kata dia, saat ini dapat dirasakan kurang lebih 250 ribu orang. Dari total jumlah nasabah bank sampah 52 ribu rumah tangga.


“Data itu (nasabah rumah tangga 52 ribu) kalau di kami jika dihitung jumlah yang menerima manfaat sampai 250 ribu orang. Coba kalikan 52 kali lima orang setiap rumah tangga, yang mendapatkan manfaat bank sampah. Belum lagi 1.500 nasabah di kantor balaikota,” urainya.


Adapun manfaat lain bank sampah ini mampu mereduksi tingkat produksi sampah hingga 50 ton setiap harinya. “Reduksi sampah setiap hari 30 sampai 50 ton  khusus bank sampah, kalau dihitung semua dengan pengepul di TPA kurang lebih 300 ton perhari,” tambah Saharuddin.(*)




Editor : BN | Sulsel | Dny

News Of This Week