BN Online Jeneponto----Kepala desa Ujungbulu Kecamatan Rumbia, Mansyur mempertanyakan beras rastra untuk warganya yang belum diterima hingga hari ini, 19 Nopember 2017.
Mansyur kades yang gonrong itu, mengakui sejak tahun 2017,baru dua Bulan keluar dari depot logistik(dolog) Jeneponto, yaitu Bulan Januari-Februari itu pun tiga kali bolak-balik dolog mengambil kembali diujungbulu Rumbia karena saya sering tolak, lantaran beras rastra itu, hitam ber ulat dan tak layak dikonsumsi oleh warga masyarakat didesanya. "Memang yang diantar dolog baru dua Bulan yaitu Januari-februari 2017,itupun dolog 3 kali ganti betarnya baru saya terima".
Pengakuan ini disampaikan Mansyur kepada BN online Jeneponto, dicafe SPBU H Mangga Kulle, minggu 19 Nopember 2017,sekitar jam 12.00 wita tadi siang.
Manysur menjelaskan beras milik dolog yang dibagikan selama ini memasyarakat Jeneponto, khususnya warganya, memang tak layak dikonsumsi karena sering, hitam, hancur dan kadang berulat, untuk itu, kami sering tolak. Terbukti 3 kali dolog bolak-balik mengganti beras rastra untuk Januari-februari baru saya bisa terima. Mungkin saja dolog trauma sehingga tidak mau lagi memberikan beras rastra kami sejak Maret-Oktober tahun 2017.
Kendati demikian Mansyur berharap beras rastranya tetap diturunkan kedesanya, dengan catatan, berasnya harus medium, standar nasional, tidak hancur, tidak hitam dan layak dikonsumsi masyarakat, kalau tak memenuhi syarat, maka kami tetap mempersoalkannya dengan cara diganti, apalagi subsidi beras rastra, diJeneponto, dari pemerintah mencapai Rp 40 miliar sehingga pembelian masyarakat hanya Rp1.600 perkilo, sehingga memang berasnya, harus berkualitas. Harap Mansyur.
Menanggapi hal itu, salah seorang mitra dolog Jeneponto, yang dikonfirmasi BN online Jeneponto, minggu 19 Nopember 2017,mengatakan pihak dolog tetap bersedia mau membawa beras keUjungbulu, tapi dikhawatirkan Mansyur menolak lagi, sehingga belum diantarkan, atau memang kades Mansyur belum bayar cash and care.
Sementara itu, kepala gudang dolog Jeneponto, sabaruddin alias pak sabar yang dikonfirmasi BN online Jeneponto, via telpon, minggu 19 Nopember 2017,sekitar jam 2.40 wita, namun sabar yang dihubungi berkal kali hapenya, kendatpun aktif, namun tidak mau diangkat. Hingga berita ini ditayangkan sabar belum memberikan klarifikasi. (Agus Munte).
Editor : BN | Sulsel | Dny