BN Online, Palu----Korban gempa dan tsunami di Palu Sulteng mengungsi di lapangan depan kantor wali kota. Namun, mereka mulai mengeluhkan bantuan yang masih terbatas.
"Makanan belum ada, begitupun air susah di dapatkan para pengungsi. Kami mengungsi cuma seperti ini," tutur seorang pengungsi bernama Yuni di lokasi pengungsian, Minggu (30/9/18).
Para pengungsi itu berlindung dari panas matahari di bawah tenda darurat dengan terpal seadaanya. Untuk alasnya, mereka menggunakan tikar atau terpal.
Mereka berharap bantuan cepat datang, terutama untuk kebutuhan anak-anak. Seorang pengungsi lainnya bernama Andre mengatakan ada warga yang sudah mulai mengambil makanan dari toko-toko tersebut, karena bantuan tak juga datang.
"Tadi sudah ada yang dijarah. Bagaimana, tidak ada pilihan lain lagi. WC tidak ada, tidak mungkin juga buang air dekat tenda," pungkas Andre.
Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) mengguncang Donggala dan Palu pada Jumat, 28 September kemarin. Data terakhir dari BNPB, korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Palu tercatat 832 orang. Data ini kemungkinan akan bertambah seiring proses evakuasi yang masih terus berjalan.
Editor : | BN Online | Dny