BN Online, Jeneponto--Janji tegas, Direktur baru perusahaan daerah air minum (PDAM) kabupaten Jeneponto, Junaedi Awing adik mantan direktur lama, Burhan Lange,untuk memberi efek jerah terhadap beberapa orang yang terindikasi dugaan pengambilan air secara ilegal (tanpa meter air) hanya isapan jempol belaka atau tong kosong nyaring bunyinya atau bahasa lokalnya (carutu) saja, pasalnya ada beberapa titik dirumah warga, yang tidak miliki meteran air dari PDAM, sebut saja dijembatan di kampung Bulloe desa Bontomate'ne kec Turatea Jeneponto, ada beberapa unit rumah warga yang tak miliki meteran, tapi sumber airnya dari PDAM, warga mengambil air lewat pancuran karet pipa besi induk yang sengaja diinovasi warga setempat agar air keluar dari pipa induk, kemudian disambungkan pipa kebeberapa rumah disekutar pipa induk.Sorotan ini diungkapkan oleh salah seorang warga kecamatan Turatea, Rabu 11 September 2019.
"Janji pak direktur PDAM Jeneponto Junaedi pernah terukuak saat sejumlah warga minta tanggapannya saat,itu hanya gertak samba aja" ungkap warga kec Turatea.
Bukan hanya itu Junaedi juga diduga, tak mau transparan soal, dana uang muka untuk pelanggan baru (Rumah tangga) dia hanya bilang untuk pelanggan baru sebesar Rp1.850.000 per pelanggan baru berdasarkan SK, namun tak jelas SK dari mana yang dia maksud.
Namun saat sk diminta berapa tarif sesungguhnya untuk pelanggan baru RT, Junaedi seolah mengharapkannya untuk diperlihatkan terhadap warga yang bertanya, ada apa ya? Kuat dugaan akan ada mark up tentang tarif baru PDAM sehingga tak mau perlihatkan, mungkin aja setiap satua meteran pelanggan baru,hanya Rp 1 300.000 tatapi diangkat harganya Rp1.850.000.
Terkait sorotan itu, Direktur PDAM Jeneponto, Junaedi yang dikonfirmasi via telpon oleh media Bidik Nasional Online Jeneponto, Rabu 11 September 2019 tadi siang, mengakui dirinya belum sempat menutup pemakaian air ilegal karena masih sibuk,ada urusan diMakassar." Saya belum sempat tutup krank yang diduga pemakaian air diBulloe karena sibuk".Katanya dibalik telpon selularnya.
Junaedi juga membantah kalau harga uang muka meteran baru RT dibawah Rp1.850.000 sesuai SK" tidak boleh dibawah harga harus sesuai SK, silahkan datang lihat kekantor lihat tarif sesuai SK, dan tidak ada mark up".ujarnya membela diri dan langsung matikan hand pondnya.(Agus Munte)
Editor : | BN Online | Dny