Minggu, 12 Januari 2020

Kepala BNPB : Kesiapsiagaan Dapat Mengurangi Dampak Bencana

Tags


BN Online, Jakarta---Kepala BNPB Doni Monardo menghadiri Rakernas I PDIP pada Sabtu (11/01) bertempat di Jakarta International Expo (Jiexpo). Dalam sambutannya mengatakan,  berdasarkan data BNPB tinggi korban bencana melebihi korban perang.

"Bencana dapat terjadi sewaktu-waktu belum ada teknologi yang dapat mencatat secara pasti tanggal dan jam kejadiannya. Terjadinya gempa dan tsunami di masa lalu hendaknya dapat menjadi referensi. Dalam catatan sejarah kejadian bencana banyak disimpan di Leiden University,  Belanda.

Mitigasi bencana dengan vegetasi lebih efektif daripada hanya mengandalkan konstruksi manusia. Tidak ada kekuatan konstruksi buatan manusia yang kuat seperti terjadi bencana Tsunami dan gempa di Sendai,  Jepang. Konstruksi tersebut rusak akibat gempa dan Tsunami. Ini membuktikan kekuatan alam tidak bisa dicegah dengan konstruksi buatan manusia.
Oleh karena itu mitigasi dengan vegetasi dapat lebih kuat dan mencegah ancaman bencana seperti pohon cemara udang,  tanaman Vertiver,  dan lainnya.

Sebagai gambaran dengan hutan pantai dapat lebih melindungi masyarakat dari ancaman tsunami. Ke depan untuk generasi mendatang agar lebih siap menghadapi bencana maka dimulai saat ini dapat berbuat lebih banyak dalam penanggulangan bencana untuk keselamatan rakyat kita.

Sedangkan Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015 merupakan kebakaran terbesar yang penanggulangannya tidak mudah. Ini terjadi seperti di Australia. Dalam penanggulangannya masih kewalahan dalam  menangani kebakaran. Oleh karena itu penanggulangan bencana itu tidak mudah. Perlu adanya kesadaran bersama ikut menanggulangi bersama.

Selain itu, edukasi bencana sangat perlu dilakukan terutama yang mengelola kelapa sawit agar tidak membakar lahan dalam memperluas lahan.

Terjadinya Banjir longsor dan abrasi dapat di minimalisir dengan kesiapsiagaan. Sebagai contoh di Konawe Utara,  bupati dan jajarannya  koordinasi yang baik dengan BMKG, TNI, Polri dan BPBD senantiasa mengingatkan masyarakat. Sehingga ketika bencana terjadi tidak ada korban. Semua potensi bencana dapat kita cegah dan kita kurangi dampaknya.

Ancaman bencana lainnya seperti limbah dan kegagalan teknologi. Mengakibatkan kualitas air menjadi buruk. Sehingga air tidak bisa dikonsumsi untuk di minum.
Oleh karena itu kerusakan lingkungan terjadi, sungai- sungai tercemari. Limbah medis juga sangat berbahaya bisa menyebabkan bakteri dan sungai tercemar logam berat.

Agar Tahun 2045 Indonesia menuju Indonesia Emas. Apa yang harus dilakukan ke depan. Bapak/ibu yang mempunyai kebijakan dalam pembangunan. Harus memperhatikan tata ruang sesuai aturan. Masyarakat agar sayang kepada alam, karena bila tidak kerusakan lingkungan terjadi. Hal ini dapat menyebabkan,  generasi selanjutnya,  bayi yang terlahir menjadi cacat.

Kerusakan ekosistem menyebabkan dampak yang luar biasa. Kesadaran akan ancaman tersebut perlu ditingkatkan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kesiapsiagaan BNPB merancang program Keluarga Tangguh Bencana (KATANA).
Keluarga menurut riset dapat menyelamatkan diri sebesar 65 persen. Oleh karena itu kesadaran dimulai dari keluarga. Kita semua dapat menjadi pahlawan manusia dengan berkontribusi besar dalam penanggulangan bencana", ujar Doni.

Rangkaian acara Rakernas berlangsung dari 10 s/d 12 Januari. Kegiatan terdiri dari pameran beberapa K/L, serta menghadirkan narasumber dari BMKG, BNPB, dan lainnya. Kegiatan ini dihadiri ribuan kader PDIP berasal dari seluruh Indonesia.

Agus Wibowo
#Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB#


Editor : | BN Online | Dny


News Of This Week