Selasa, 10 Maret 2020

Elektabilitas Balon Bupati Sidoarjo BHS Popularitas Tertinggi Dalam Survei yang Digelar The Republic Institute


BN Online, Sidoarjo---Elektabilitas Bakal Calon Bupati Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) Popularitas tertinggi pertama dalam survei yang digelar The Republic Institute, lembaga survei nirlaba yang jadi tempat berhimpun para peneliti Surabaya.

The Republic Institute lakukan survei perilaku memilih di Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 3-14 Februari 2020, dengan jumlah responden sebanyak 800 pemilih dan margin of error yaitu 3,8 persen.

Bambang Haryo mengatakan, Budaya Gemar Makan Ikan Cetak Generasi CerdasGerindra-Golkar Usung Bambang Haryo di Pilbup SidoarjoMantul, Bambang Haryo Sebut Akan Revitalisasi TPI Lingkar Timur.

“Teknik sampling survei yaitu dengan multistage random sampling, dimana sampel dipilih secara berjenjang dari tingkat kecamatan, desa, RT, RW sampai KK. Dengan teknik ini semua pemilih di Kabupaten Sidoarjo memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden penelitian,” pungkas Fatekhul Mujib, Selasa (10/3-2020).

Peneliti The Republic Institute, yang juga mantan anggota KPU Sidoarjo dan sekarang sedang menyelesaikan program Philosophy of Doctor (Ph.D) di Charles University Prague, Republik Ceko. Selain itu, nama-nama calon yang muncul di Kabupaten Sidoajo semuanya di cek terkait popularitas dan elektabilitasnya, dari hasil penelitian tampak bahwa popularitas tertinggi masih dipegang oleh Plt.

Nur Ahmad Syaifuddin sebesar 80 persen, kemudian disusul Bambang Haryo Sukartono (BHS) sebesar 76,4 persen dan Ahmad Muhdlor Ali sebesar 71,2 persen, serta Kelana Aprilianto 56,5 persen, A. Amir Aslichin 52,9 persen, M. Bahrul Amiq 33,9 persen, Sulamul Hadi Nurmawan 23,4 persen, Hidar Assegaf 27 persen, Rahmat Muhajirin 25,9 persen, Mimik Idayana 27,6 persen, Samsul Hadi 23,5 persen, Sumi Harsono 22,4 persen, H. Haris 21,4 persen, M. Taufiqulbar 17,4 persen.

Dari data di atas tampak sekali ”Popularitas yang tinggi dari keempat calon tersebut bisa terjadi karena baliho sebagai media pengenalan dirinya sudah banyak tersebar di Kabupaten Sidoarjo, disamping itu, pak Nur karena beliaunya menjabat wakil bupati dan Plt. bupati, sedang BHS karena beliau anggota DPR 2014-2019 yang aktif berkunjung ke masyarakat Sidoarjo, untuk muhdlor popularitasnya lebih banyak karena pengaruh Gus Ali sebagai abahnya”, terang Mas Mujib.


Keterbalikan dengan popularitas, meskipun Bambang Haryo Sukartono (BHS) untuk popularitas diurutan nomor 2, tetapi untuk elektabilitas ternyata nomor satu, dengan rincian persentase untuk elektabilitas sebagai berikut: Bambang Haryo Sukartono (BHS) 23,6 persen, kemudian dipepet diurutan kedua yaitu Muhdlor 20,9 persen, diurutan ketiga Nur Ahmad Syaifuddin 14 persen dan keempat Kelana Aprilianto 11,7 persen, kelima A. Amir Aslichin 3,7 persen, Keenam H. Haris 3,4 peren, Ketujuh M. Bahrul Amiq 2,6 persen, Kedelapan Mimik Idayana 1 persen, Selebihnya calon yang lain masih dibawah 1 persen.

Dan menurut Mas Mujib, tingginya suara Bambang Haryo Sukartono (BHS) karena adanya dorongan yang kuat dari masyarakat akan perubahan kepemimpinan di Kabupaten Sidoarjo untuk 5 tahun ke depan. Disamping itu, BHS selama 5 tahun menjabat sebagai anggota DPR periode 2014-2019 yang mewakili Daerah Pemilihan Sidoarjo dan Surabaya juga sangat intens turun terus menerus menjumpai masyarakat Sidoarjo, baik waktu reses maupun waktu-waktu normal untuk
menyelesaikan masalah yang ada di Kabupaten Sidoarjo, seperti banjir dan pengelolaan pasar, serta persoalan infrastruktur yang menjadi persoalan paling tinggi di Kabupaten Sidoarjo yang paling penting untuk diselesaikan.

“Alasan lain tingginya BHS karena beliau sudah memiliki relawan yang kuat ditiap wilayah sidoarjo serta enam bulan terakhir selalu menyapa warga di Sidoarjo”, cetus Mas Mujib.

Sementara itu Untuk gus Muhdlor, elektabilitas yang tinggi tersebut lebih banyak karena pengaruh abah beliau serta satu satunya calon milenial, sedangkan untuk Pak Nur, lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman beliau dipemerintahan serta jabatan beliau sebagai PLT bupati.

"Selain elektabilitas, The Republic Institute juga mensurvei tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja bupati dan wakil bupati di Kabupaten Sidoarjo, hasil survei tampak bahwa tingkat kepuasan masyarakat sangat rendah terhadap kepemimpinan bupati dan wakil bupati, dimana untuk kinerja bupati hanya 42,4 persen dan untuk wakil bupati hanya 49,2 persen. “ Kalau nilai mata kuliah, nilai dibawah 50 itu berarti nilai tidak lulus”, tutur Mas Mujib.

Untuk itu, melihat fenomena dinamika perilaku memilih di Sidoarjo peluang Pendatang Baru (Newcomers) calon di Sidoarjo lebih berpeluang besar, sepanjang mampu mempercepat kerja-kerja politik kepada masyarakat yang dapat menaikan popularitas, liketabilitas dan elektabilitasnya secara efektif dengan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya.

Namun, apakah sudah tidak ada peluang bagi calon yang mengidentifikasi dirinya sebagai incumbent atau orang yang dipersiapkan petahana? Peluang tetap masih ada, hanya saja ada 2 (dua) pekerjaan besar yang mesti dilakukan yakni pertama, disamping memeprcepat proses pemenangan dalam rangka meningkatan popularitas, liketabilitas dan elektabilitas. Juga yang kedua, menaikkan tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Petahanan dan pemerintahan Kabupaten Sidoarjo. Bila dua hal itu bisa segera dilakukan maka peluang untuk terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Sidoarjo sangat terbuka.(Mail)



News Of This Week