Mengulas Sederet Peristiwa Pengeboman, Kota Meulaboh Amankah ?
Oleh : Jhony Howord mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Teuku Umar
Pengeboman adalah kasus yang krusial bagi masyarakat, bagaimana tidak, kasus pengeboman bisa menyebabkan kematian dan troma bagi yang korban dan masyarakat lingkungan sekitar.
Beberapa tahun belakangan sejumlah peristiwa pengeboman terjadi di tanah bekas konflik Gerakan Aceh Merdeka. Tercatat beberapa kasus pengeboman atau teror terus terjadi di bumi Teuku Umar kabupaten Aceh Barat.
Peristiwa pelemparan peledak jenis Granat sampai dengan Bom Molotov, telah menimpa pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan cukup di sayangkan juga di alami ulama atau ustad pula.
Peristiwa pengeboman pertama menggunakan Bom jenis Granat, kasus pengeboman tesebut terjadi di rumah salah seorang kader Partai Lokal Gampong Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambalek, kabupaten Aceh Barat pada, Kamis 21/06/2012 silam.
Selanjutnya kembali terjadi kasus yang sama yakni peristiwa pengeboman rumah milik seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Aceh Barat di Gampong Alue Perman, Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat dengan jenis peledak Granat, pada Senin 08/06/2020.
Belum usai kasus yang menimpa seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Aceh Barat, kembali terjadi teror Bom Molotov yang terjadi di rumah seorang ustad pada 17/05/2022 tepatnya di Jalan Purnama, Lorong Pawang Leman, Kecamatan Johan Pahlawan.
Dari sejumlah kasus pengeboman yang terjadi, diduga hingga kini belum ada penyelesaian secara menyeluruh dari pihak berwajib setempat, sehingga menimbulkan dampak traumatik bagi korban dan warga sekitar.
Pengeboman merupakan salah satu contoh peristiwa traumatis yang dapat memicu kondisi kejiwaan. Seperti Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stress pascatrauma, kondisi kejiwaan yang dipicu oleh pengalaman traumatis yang melibatkan ancaman signifikan, seperti kematian, luka parah, ataupun kerusakan integritas fisik.
Suatu peristiwa yang menginspirasi ketakutan, ketidakberdayaan, ataupun kengerian yang hebat juga dapat memicu PTSD. Seseorang bisa mengalami peristiwa tersebut tidak langsung melalui peristiwa pengeboman.(halodoc.com)
PTSD juga bisa dimasukkan ke dalam kategori gangguan kecemasan yang dapat membuat pengidapnya tidak bisa melupakan atau sebaliknya tidak mau mengingat sama sekali pengalaman traumatis tersebut, serta jadi berpikir negatif terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
Dr Michael Craig Miller dari Harvard Mental Health Letter mengatakan bahwa dalam kejadian serangan bom orang-orang di lokasi dapat trauma setelah melihat dampak mengerikan setelah ledakan. Sementara itu orang yang jauh dari lokasi juga bisa ikut terpengaruh khawatir terhadap kondisi kerabatnya.(health.detik.com)
Menurut informasi yang penulis rangkum akibat peristiwa pengeboman di tahun 2012 silam itu korban beserta keluarga mengalami dampak traumatik yang kemudian memilih pindah ke kabupaten lain, demi menghindari kejadian terulang kembali.
Mempertimbangkan dampak traumatik ini pihak terkait diharapakan bisa lebih serius dalam menyelesaikan kasus-kasus pengeboman yang terjadi di Aceh Barat, kendati demikian hingga kini sederet kasus teror itu diduga tidak kunjung ada penyelesaian atau terungkap siapa pelakunya.
Ditakutkan tidak kunjung terungkapnya kasus-kasus tersebut akan berdampak pada keresahan masyarakat. Sudah barang tentu masyarakat berharap tinggi akan pihak berwajib agar bisa menyelesaikan peristiwa pengeboman yang terjadi. Namun, bagaimana masyarakat bisa merasa aman jika kasus krusial seperti pengeboman ini masih belum ada penyelesaian secara keseluruhan sampai saat ini.
Penulis berharap semoga peristiwa seperti pengeboman ini bisa segera diselesaikan oleh pihak terkait, agar korban dan masyarakat sekitar bisa lebih merasa aman. Besar harapan penulis agar Aceh Barat tidak menjadi kota yang kerap terjadi peristiwa pengeboman ladang para penjahat teror.
Hadirnya teror bom tentu sebagai upaya membungkam para sosok kritis yang mengganggu kekuasaannya umpama kata " Dibalik teror memperkuat pengecut dan keberanian dua kualitas yang sangat berbahaya bagi para diktator"
Banta Sulaiman
Editor : Riga Irawan Toni