BN Online ; Aceh Tengah-Koperasi Nahma Gayo mendapat sambutan positif dari warga Gayo, baik di perantauan maupun di Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Hal itu ditandai dengan terus bertambahnya anggota Koperasi Nahma Gayo. "Sebulan dua minggu terbentuk, alhamdulillah, sudah 186 anggota yang daftar Koperasi Nahma Gayo. Sampai hari ini, sudah 9 provinsi yang bergabung," kata Hasyimi, Sekretaris Umum I Koperasi Nahma Gayo, Rabu (8/2/2023).
Disebutkan Hasyimi yang juga Humas Koperasi Nahma Gayo tersebut, 186 anggota itu berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Banten, Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Riau, Lampung, dan Jawa Tengah. "Data ini berdasarkan KTP yang sudah masuk ke pengurus. Dari domisili, sebetulnya sudah tersebar di sepuluh provinsi se-Indonesia. Satu lagi Provinsi Bangka Belitung. Data ini akan terus diperbahurui seiring dengan bertambahnya anggota baru dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Hasyimi.
Selain koperasi (perekonomian), ungkap Hasyimi, Koperasi Nahma Gayo yang memiliki tiga unit: Unit Penguatan Modal (UPM), Unit Serba Usaha (USU), dan Unit Jasa (UJ), juga menaruh perhatian pada persoalan sosial, agama, penguatan anak muda, pendidikan, dan seni budaya.
"Alhamdulillah, kegiatan sosial juga sudah berjalan. Fokus utamanya ke sinte mate. Sudah dua kali disalurkan uang duka ke anggota atau keluarga anggota koperasi yang keluarganya (orang tua, suami, istri, atau anak) yang berpulang ke rahmatullah. Di awal pembentukannya (25 Desember 2022) juga sempat menggalang donasi buat anak jantung bocor dari Kabupaten Bener Meriah," ujarnya.
Terkait seni budaya Gayo, jelasnya, Koperasi Nahma Gayo sudah kelop didong rawan dan kelop didong rawan. "Nampilnya masih terbatas dalam Kegiatan koperasi atau kegiatan sinte (hajatan) anggota Koperasi Nahma Gayo. Tujuannya untuk hiburan, selain untuk mengenalkan sekaligus melestarikan dan mewariskan seni budaya Gayo. Didong ini sangat penting untuk mewariskan bahasa Gayo dan pengetahuan Gayo kepada masyarakat Gayo, khususnya generasi muda Gayo," tegas Hasyimi.
Penulis : Aharuddin.
Editor : Riga Irawan Toni