Penulis "Sudah Melebihi Kapasitas, Area Tampung TPA di Kampung Muliejadi Pemerintah Daerah Tidak Komitmen",
Salah satu Tokoh masyarakat di Kampung Muliejadi pak Julpan," saya sebagai tokoh masyarakat sangat menyayangkan tentang pengelolaan sampah," itu sudah tidak sesuai dengan janji pemerintah daerah ucapnya,"
Pasalnya, pemda pada tahun 2017 sudah berjanji akan mengelola sampah dengan membeli mesin pencacah sampah dan akan mengolah sampah menjadi pupuk organik jelasnya lagi", juga menerapkan sistem pengolahan dengan di lakukanya penyemprotan pemilihan pengolahan dan pemerosesan akhir sampah menggali dan menimbun jelasnya Julpan kepada pihak BN Online.
kini sampah yang di antar sudah menjadi tumpukan gunung dan bertebaran", yang menjadi penyakit di kampung Muliejadi ini, dan kami masarakat sangat kecewa karena kami di jadikan penjaga sampah di kampung Muliejadi",oleh pemerintah daerah .
Karena kini kami masyarakat dan Reje muliyejadi merasa sudah tidak di hargai dengan kebaikan saat ini hanya menjadi korban janji ujarnya.
dan untuk lahan TPA sekarang sudah tidak sanggup menampung sampah yang terus-menerus di kirim ke kampung Muliejadi kami berharap TPA yang Ada di Tutup saja karena tidak ada keuntungan apapun bagi kami masyarakat muliejadi dan kami hanya sebagai tempat penyimpanan sampah saja",begitu tampa di perhatikan .
karena tidak sesuai dengan perencanaan awal dan itu hanya program yang gagal.karena sudah tidak sesuai regulasi yang di jalankan oleh pemerintah daerah", yang sangat mengecewakan lagi, tidak adanya perhatian kepada desa kami "hanya di jadikan korban janji-janji yang tidak akan terialisasikan sampai saat ini.
Dan tidak adanya sampai saat ini tindak lanjut dari pemerintah daerah tentang TPA Penanganan sampah meliputi kegiatan penyemprotan,pemilahan,pengumpulan,pengangkutan,pengolahan,dan pemrosesan akhir sampah seperti menimbunnya. jadi saya sebagai perwakilan masyarakat kampung mulie jadi sangat berharap" kalau tidak ada perhatian pemerintah daerah", kami berharap TPA itu di tutup saja ujarnya julpan .
Editor : Riga Irawan Toni
