Target
RPJMN (Indonesia) tahun 2024 untuk menuru kan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
183/100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 16/1000 Kelahiran
Hidup Kematian Maternal di sebabkan juga oleh penyebab tidak langsung
antara lain Terlambat Mengambil keputusan, Terlambat merujuk, Terlambat Memberi
tindakan serta Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak Anak dan Terlalu Dekat
Jarak kehamilan.
Oleh karena itu di perlukan
suatu peningkatan kapasitas dokter umum-bidan-perawat Puskesmas dalam
penanganan kasus Kegawat Daruratan Ibu dan Anak di Rumah Sakit, sehingga pada
akhirnya dapat berdampak pada penurunan AKI dan AKB.
Apa itu kegawat
daruratan maternal dan neonatal, Kegawatdaruratan Maternal merupakan kejadian
berbahaya yang dapat mengancam jiwa akibat dari masalah kehamilan, persalinan,
atau nifas. Contoh kasus kegawatdaruratan maternal : perdarahan , Hipertensi
pada kehamilan , dll
Kegawatdaruratan
Neonatal merupakan kejadian yang mengancam jiwa bayi baru lahir usia 0-28 hari.
Kasus kegawatdaruratan neonatal meliputi: Asfiksia (Bayi lahir sesak/tidak
menangis), Berat Badan bayi Lahir Rendah (BBLR), dan lain-lain.
Tujuan on the job
training (OJT) kegawat daruratan ibu dan anak bagi dokter, bidan, dan perawat
FKTP ke rumah sakit adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Dokter,
Bidan dan Perawat di Puskesmas dalam penanganan kasus kegawat daruratan ibu dan
anak di RS, dimana untuk tujuan khusus antara lain.
• Meningkatkan
Kapasitas dokter umum, Bidan, dan perawat dalam melakukan deteksi dini resiko
yang dapat terjadi pada kehamilan, persalinan, dan nifas dan Bayi baru lahir
• Mendapatkan pengetahuan tentang tatalaksana kegawatdaruratan dasar pada
kehamilan, persalinan dan nifas
• Mendapatkan pengetahuan tentang tatalaksana kehamilan dan persalinan dengan
penyulit Obstetri
• Mendapat pengetahuan tentang kasus kegawat daruratan tersering pada bayi baru
lahir
• Mendapat pengetahuan tentang Tatalaksana kegawat daruratan tersering pada
bayi baru lahir
Rima Kusumah Dewi,
S.ST., M.Keb selaku Koordinator Bidang Diklat RSUD Daya Kota
Makassar mengatakan “Kami menerima amanah ini dari Kepala Dinas Kesehatan Kota
Makassar dalam rangka upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) khususnya di Kota Makassar yang salah satunya adalah dengan
peningkatan kapasitas SDM kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP).
Jumlah peserta yang
kami terima sebanyak 8 angkatan terdiri dari dokter, perawat dan bidan.
Kegiatan OJT ini dilaksanakan selama 3 hari setiap angkatan.
Narasumber dalam
kegiatan ini adalah Rima Kusumah Dewi, S.ST., M.Keb, Dr. dr. Hj. Sitti Nur
Asni., SpOG dan dr. H. Akhmad Kadir, Sp.A.
Selain dibekali teori,
para peserta juga melakukan praktek untuk meningkatkan skill yang dimiliki
dibawah bimbingan para narasumber dan mentor yang dimiliki oleh RSUD Daya Kota Makassar.
Direktur RSUD Daya Kota
Makassar dr. H. Ahmad Asyarie saat ditemui ditempat terpisah mengatakan kami
sangat berterimakasih kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Nursaidah
Sirajuddin yang telah memberikan kepercayaan kepada kami sebagai wahana belajar
bagi para tenaga kesehatan, dengan ini kami bisa berkontribusi dalam penurunan
AKI & AKB.
Namun kami juga sangat
konsentrasi dengan isu kesehatan ini dengan memiliki inovasi sendiri yaitu
JAMPANGI (Jangkauan Maksimal Pelayanan Ibu & Anak Terintegrasi”
Dengan adanya kegiatan
ini di harapkan bisa berkontribusi dalam penurunan AKI, AKB serta stunting dan
adanya kolaborasi antar profesi (Dokter, bidan, perawat) di FKTP juga FKTRL
dalam Penanganan Kegawat daruratan pada Maternal dan Neonatal.(**)