BN ONLINE MAKASSAR--Mengembangkan inovasi itu berarti mewujudkan visi misi
sekolah. Juga mengimplementasikan 18 Revolusi Pendidikan Walikota Makassar,
Mohammad Ramdhan Pomanto. Itu yang disampaikan Rusdin Tompo, pegiat Sekolah
Ramah Anak (SRA) saat berbicara di depan guru dan orangtua murid SD Inpres
Bangkala 3, Rabu, 20 September 2023.
“Karena namanya revolusi pendidikan, maka
kalau tidak mengikuti dinamikanya, sekolah akan tertinggal,” jelas Rusdin
Tompo.
Pegiat literasi yang juga dikenal sebagai
penulis buku itu, mengatakan bahwa inovasi akan menjadikan sekolah lebih
dinamis. Karena semua warga sekolah akan bekerjasama, berkolaborasi, bahkan
dengan pemangku kepentingan lain. Inovasi juga membuat sekolah lebih kreatif
melakukan terobosan demi kemajuan anak-anak, sekolah, dan dunia pendidikan.
Lewat inovasi yang dilakukan, sekolah akan
mendapat publikasi. Sehingga citra sekolah semakin baik. Itu akan memberikan
kebanggaan bagi guru, orangtua, juga murid-muridnya. Rusdin Tompo menyampaikan
hal itu berdasarkan pengalamannya ikut mengembangkan inovasi dengan beberapa SD
di Kota Makassar.
Kepala UPT SPF SD Inpres Bangkala 3, H Usman
M, S.Pd, M.Si, menyampaikan peran dan dukungan orangtua dalam program inovasi
sangat diperlukan. Dikatakan, sekolahnya tengah mengembangkan Program PITA
SARI, akronim dari Pusat Literasi Tanaman Sehat Berbasis Digital.
“Kami bersyukur karena Program PITA SARI
sejalan dengan program KWT Permata Hijau. Sehingga diharapkan bisa bekerjasama
nantinya,” tambah Usman.
SD Inpres Bangkala 3 dan Kelompok Wanita Tani
(KWT) Permata Hijau, rencana akan bekerjasama untuk mendukung pelaksanaan
Program PITA SARI. Kebetulan, kata Andi Warhamna, wali kelas 4 SD Inpres
Bangkala 3, Ketua KWT Permata Hijau merupakan orangtua siswanya.
Ketua KWT Permata Hijau, Irwana, S.Pd,
menyampaikan bahwa beberapa anggotanya ikut dalam pertemuan hari itu. Karena
anak-anak mereka bersekolah di SD Inpres Bangkala 3. Dia menyambut baik
kerjasama ini karena bagian dari partisipasi orangtua.
Irwana, yang juga merupakan Kepala TK Aisyiyah
Bustanul Athfal lV Antang, berbagi pengalaman mengembangkan KWT. Disampaikan,
kelompoknya sudah menerapkan teknologi dalam budidaya pertanian. Mereka, atas
dukungan Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, menggunakan
aplikasi berbasis internet.
“Kami gunakan aplikasi Sirangi Rong. Jadi,
cukup bilang Oke Nyalakan Google, Sirangi Rong, langsung tanaman disiram,”
paparnya.
Di kelompok Permata Hijau, katanya, sudah
puluhan kali panen tanaman, mulai cabai, kangkung, tomat, pakcoy, sawi hijau,
selada, seledri, bayam, kacang panjang, hingga terong. Kelompok ini terbentuk
sejak tahun 2018.
Awalnya dilakukan pendekatan, melalui
sosialisasi kepada warga sekitar tentang KWT. Tantangannya, yaitu butuh waktu
supaya mereka teredukasi. Karena itu, dia mengingatkan pentingnya kerjasama
orangtua dan guru dalam pengembangan Program PITA SARI ini. Harus ada pembagian
tugas, biar tidak dibebankan hanya pada satu-dua orang.
“Ini penting supaya tanamannya subur. Maka
tanamannya harus disayang. Sebab kalau tidak disayang, bisa tidak tumbuh,”
kuncinya. (**)