BN Online Sumut - Sangat disayangkan, pasien yang membutuhkan perawatan di IGD RSUD Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi, ternyata pelayanannya sungguh sangat mengecewakan. Baru saja masuk diruang perawatan IGD, beberapa saat kemudian sudah di suruh pulang.
Seorang ibu rumah tangga berinisial RIS (57) menderita penyakit lambung menahun, telah beberapa hari ini mengeluhkan perutnya sakit seperti dicucuk-cucuk lambungnya. Selama ini yang bersangkutan berobat jalan dan mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter puskesmas.
Akibat semakin memburuk kesehatannya, diputuskan menuju IGD untuk berobat serta menjalani rawat inap di RSUD Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi.
Sesampainya di IGD RSUD Kumpulan Pane, beberapa saat kemudian RIS (57) diberi infus sekira 15 menit kemudian habis obat infusnya dan setelah habis obatnya, pasien langsung disuruh ulang.
Mendengar pernyataan perawat IGD tersebut, suami RIS komplain dan bertanya siapa yang menyuruh istrinya pulang padahal kondisi pasien masih sakit.
Setelah terjadi perdebatan sengit, akhirnya RIS (57) diperbolehkan rawat inap sembari menyampaikan seperti nada ancaman agar keluarga siap-siap setelah antigen, pasien dapat dinyatakan sebagai pasien covid-19.
Mendengar statement perawat IGD tersebut, suami pasien menanyakan apakah S.O.P pasien yang rawat inap harus di antigen untuk syaratnya dan mana bukti S.O.P nya. Ternyata dokter jaga dan perawatnya tidak dapat menunjukkan dan disaat melepas jarum infus terkesan asal cabut sehingga pasien menjerit kesakitan. Karena merasa tidak nyaman lagi, suami pasien memutuskan untuk membawa pulang istrinya takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Mengacu kepada kejadian ini, ternyata Pihak RSUD Kumpulan Pane c/q IGD masih memanfaatkan covid-19 dengan dugaan untuk mencari keuntungan menghabiskan anggaran dan yang menjadi tumbalnya pasien rawat inap padahal Presiden Jokowi tanggal 21 Juni 2023 sudah membubarkan status pandemi covid-19.
(BHT)