ALUMNI BUDI LUHUR GERAM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MENUTUP PANTI ASUHAH BUDI LURUR
BN Online / Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, melalui Dinas Sosial (Dinsos) resmi menyatakan akan menutup panti asuhan Budi Luhur yang ada di Kabupaten berhawa sejuk itu.
Alasan penutupan per 1 Januari 2024 itu lantaran Pemkab tak lagi diperkenankan menggunakan Anggaran APBK Kabupaten untuk panti asuhan. Bahkan, Pemkab telah mendapat lampu merah dari hasil audit BPK.
Mendengar kabar ini, Alumni Panti Asuhan Budi Luhur geram, bahkan, mereka Mengecam keras jika hal tersebut di lakukan oleh Pemkab.
Baiksyah.S.Pd Salah satu alumni , menurut nya, panti asuhan adalah tempat penampungan anak-anak fakir miskin, yatim piatu dan anak terlantar.
“Budi luhur adalah rumah yang paling efektif dalam melanjutkan pembinaan dan pendidikan bagi anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi keluarga,
Bahkan, saat ini anak anak di panti itu masih terlihat belajar seperti biasa. Mendengar informasi itu mereka (anak panti ) mulai panik dan telah menyampaikan kepada pihak keluarga masing-masing terkait nasib mereka.
“Kejadian ini membuat kami alumni yang sudah banyak bekerja diberbagai instansi geram dan meminta dengan tegas Pemkab Aceh Tengah tidak menutup, melainkan mencari solusi,” katanya.
Mereka miris melihat keadaan itu, bagaimana tidak, panti asuhan yang sudah berdiri sejak 1 Maret 1948 yang diperoleh dari masyarakat melalui zakat, sedekah dan lainnya semerta merta ditutup.
“Sudah banyak alumni yang berpendidikan tinggi. Mereka sebelumnya terlantar, tidak bisa melanjutkan kehidupan dan pendidikan, kami berteduh di Panti Asuhan Budi Luhur yang menjadi rumah kami untuk melanjutkan pendidikan,” Ujar Baiksyah.
Penutupan panti asuhan itu Merupakan perbuatan tidak manusiawi, serta apa yang tertuang dalam Pasal 34 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan “Fakir Miskin dan Anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”
“Dengan tidak adanya upaya pemerintah dalam mengatasi tutupnya panti asuhan budi luhur, kami mempertanyakan bagaimana nasib adik-adik kami yang sampai saat ini masih menggantungkan hidup serta pendidikannya di Panti Asuhan ini. Dan bagaimana nasib anak-anak fakir miskin serta yatim piatu selanjutnya,” demikian Baiksyah berharap Pemkab mencari solusi kongkrit.
Aharuddin