![]() |
Tutik BT Isman Karya, TKW asal Ngancar Kabupaten Kediri. (Foto : Hari) |
KEDIRI JATIM, BIDIK NASIONAL MEDIA GROUP - Tutik Binti Isman Karya, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Negari Jiran Malaysia, bekerja di Malaysia agar kehidupannya berubah ke arah yang lebih baik, tapi malah sebaliknya ibarat kata sudah jatuh tertimpa tangga.
Dia ditemukan oleh orang Melayu tergeletak di tangga masjid yang ada diwilayah Pucung yang ada di Selangor. Dengan kondisi sakit stroke dan keadaan yang memprihatinkan, 20/3/2025.
Atas inisiatif orang Melayu tersebut akhirnya dipanggil ambulance untuk segera dirujuk atau diantar ke Hospital Sultan Idris Shah, Serdang ( Istilah Rumah Sakit Malaysia) yang berada di Selangor.
Orang Melayu tersebut juga menghubungi Dewi Kholifah selaku perwakilan Lembaga Human Trafficking Watch (HTW) dan Pemantau Penjualan Manusia (PPM) yang biasa menangani permasalahan atau kasus yang melibatkan Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Negera Jiran Malaysia.
Sementara ini Tutik tergolek lemah di Kantor Sekretariat Perwakilan Human Trafficking Watch (HTW) di Malaysia.
Parahnya lagi ke empat anaknya tidak mengakui dia sebagai ibunya dan tidak mau membantu kepulangan ibunya ke tanah air.
Kabar ini sudah begitu viral di Group WhatsApp Pemantau Keuangan Negara (PKN) begitu juga dengan pemberitaan yang sudah terlanjur beredar.
Untuk memastikan bahwa informasi ini akurat dan fakta, pihak media berupaya untuk konfirmasi ke perwakilan Kantor Sekretariat Perwakilan Human Trafficking Watch (HTW) dan Pemantau Perdagangan Manusia (PPM) Dewi Kholifah yang ada di Negeri Jiran Malaysia.
Dewi Kolifah menerangkan bahwa tanggal 20 Maret 2025 Dia menerima panggilan telpon dari seorang laki -laki yang mengaku sebagai Petugas dari Hospital Serdang Selangor Darul Ehsan Malaysia, mengatakan ada WNI perempuan yang sedang menerima perawatan di Rumah Sakit dan dinyatakan bisa pulang oleh dokter yang merawatnya, tetapi pasien atas nama Tutik ini tidak ada tempat arah tujuan yang hendak di tuju.
Berdasarkan keterangan pihak Rumah sakit bahwa Ibu Tutik ini sudah lima hari di rawat dan adapun penyakit yang dideritanya adalah stroke.
Pihak Rumah Sakit juga menggali informasi dan keterangan dari Ibu Tutik yang memberikan secarik kertas yang menurutnya bahwa yang tertulis di kertas tersebut adalah kakak kandungnya atas nama Mochamad Soleh dengan Alamat Dusun Sanding RT 03 RW 01 Desa Babadan Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
"Berbekal informasi dari pihak Rumah Sakit dan keterangan Ibu Tutik, Dewi akhirnya berinisiatif membuat Group WhatsApp, dan memasukan nomor -nomor yang tertera, seperti Mochamad Soleh yang merupakan Kakak Kandung dari Ibu Tutik, serta nomor empat orang anaknya supaya lebih memudahkan berkordinasi dan komunikasi untuk memulangkannya ke Indonesia," tutur Dewi Melalui Komunikasi Telepon WhatsApp.
"Saya sendiri sudah komukasikan dengan pihak KBRI yang ada di Malaysia, cuma memang kemarin sempat di janjikan untuk segera di tindak lanjuti atau dicarikan solusinya agar ibu Tutik ini bisa pulang ke Tanah Air, mengingat di usianya yang sudah tua sepertinya memang sudah tidak layak untuk dipekerjakan menjadi Tenaga Kerja, saya berharap dalam hal ini Pemerintah serta pihak -pihak terkait yang ada di Indonesia agar bisa mengupayakan serta memfasilitasi kepulangan Ibu Tutik ke Tanah Air,"," Tandasnya.
Dewi juga menyayangkan sikap anak -anaknya, sepertinya masing -masing melepas tanggung jawab, perlakuan dan sikap anak - anak nya serta kakak kandungnya setidaknya jangan seperti itu paling tidak ada jawaban yang positif saya terima, bukannya malah leave atau keluar dari Group What's up," Jelasnya.
Lebih lanjut Dewi juga mengatakan bahwa Ia sudah berkordinasi dengan pihak KBRI yang ada di Malaysia, terkait dengan pasport yang dimiliki oleh Tutik menurutnya itu merupakan pasport keperluannya untuk bekerja di Negara tersebut, karena dengan jelas sekali berdasarkan paspor tersebut alamatnya ditujukan ke tempat dimana Tutik Bekerja, cuma persoalannya untuk saat ini nomor majikannya yang belum dia dapatkan untuk menghubungi agar dia bisa mengerti seperti apa kronologis yang terjadi sebenarnya antara majikan dan ibu Tutik.
Dewi berharap agar ibu Tutik ini bisa kembali ke Tanah Air, mengingat walau bagaimana pun ini merupakan bagian dari tanggung jawab Negara, karena ibu Tutik bagian dari Pahlawan Devisa Negara.
Dewi juga berharap agar Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) lebih selektif dalam rekrutmen dan harus bertanggung jawab agar tenaga kerja tersebut benar -benar di tangan yang tepat serta bertanggung jawab.
Jurnalis : Hari